Sawahlunto Internasional Musik Festival 6 di Gelar

 
 
 
Malam pertama Sawahlunto
International Music Festival (SIMFes) 2015 dimulai. Iven yang kini
digelar untuk keenam kalinya itu, diharapkan mampu mempromosikan
Sawahlunto ke mata internasional.
“Iven internasional yang telah enam kali
ini digelar, ditujukan untuk mempertahankan kebudayaan yang ada,” ujar
Walikota Sawahlunto Ali Yusuf, ketika membuka SIMFes 2015, Jumat (18/9).

Baik kebudayaan daerah sendiri, lanjut
Bapak tiga anak itu, maupun kebudayaan dari negara peserta SIMFes 2015.
Tujuannya tidak lain, untuk meningkatkan rasa memiliki kebudayaan dan
kesenian yang telah ada.

“SIMFes ini menjadi bagian upaya
pemerintah, dalam mempromosikan Sawahlunto di bidang seni dan budaya ke
level internasional. Tujuannya, untuk mengenalkan Sawahlunto di mata
internasional,” ungkap Ali Yusuf.

Ali Yusuf juga sempat menyinggung iven
Sawahlunto International Songket Carnival (SISCa) 2015, yang digelar
akhir Agustus lalu, yang gaungnya berlanjut hingga ke Negeri Paman Sam.

Bagi Ali Yusuf, sebagai daerah bekas
tambang, tidak ada jalan lain, untuk memanfaatkan bekas tambang itu
sendiri, sebagai modal untuk memajukan ekonomi masyarakatnya.
Irama
padang pasir seolah hadir di tengah Lapangan Segitiga Kota Sawahlunto,
ketika alat-alat musik gendang dol, milik sanggar Art Association
Traditional (Arastra) asal Bengkulu saling berpacu, dalam Sawahlunto
International Festival (SIMFes) 2015 digelar, Jumat (18/9) malam.
Arastra
Bengkulu menjadi grup pembuka malam pertama SIMFes 2015, dalam iven
yang diikuti musisi yang berasal dari lima negara dua benua itu.
Penonton yang terpukau dengan penampilan Arastra, seolah tidak ingin
dilewatkannya sedetik pun.

Arastra
merupakan sanggar dari bumi rafflesia yang kini telah berusia 32 tahun.
Alat musik yang dinamakan gendang dol itu, terdiri dari suling, tabla,
dan derabuka, yang kesemuanya merupakan alat musik asli Bengkulu.

Usai
Arastra yang tampil selama 30 menit, penonton SIMFes 2015 kembali
disuguhkan kesenian tradisional Talempong Pacik, yang ditampilkan
sanggar Olah Raso Kampung Teleng Sawahlunto.

Kini,
giliran bunyi nyaring serunai yang membelah pusat kota Sawahlunto.
Suasana semarak khas keminangan itu, kian membuat Lapangan Segitiga
penuh disesaki penonton.

Selanjutnya,
duo musisi asal Jerman yang tergabung dalam Who’s Pinsky menjadi musisi
mancanegara pertama, yang tampil dalam SIMFes 2015. Kedua musisi muda
kelahiran 29 tahun silam itu, Insa Reichwen yang tampil dengan gitar
akustik sekaligus vokal, diiringi Stephan Schope dengan cajon.

Kedua
musisi dari negara dengan industri otomotif mercedes bend itu, tampil
mempesona dengan mengalunkan irama musik rock, yang mereka bawakan.

“Mereka
dapat membuktikan, alunan musik rock juga bisa dibawakan dengan alat
musik akustik,” ungkap salah seorang penonton, yang mengaku terpesona
dengan penampilan 30 menit kedua musisi mancanegara itu.

Walikota
Sawahlunto Ali Yusuf, ketika membuka SIMFes 2015 mengungkapkan, iven
internasional yang telah enam kali digelar tersebut, ditujukan untuk
mempertahankan kebudayaan yang ada.

Baik
kebudayaan daerah sendiri, maupun kebudayaan dari negara peserta SIMFes
2015. Tujuannya tidak lain, untuk meningkatkan rasa memiliki kebudayaan
dan kesenian yang telah ada Caranya, dengan menggali sejarah,
budaya, kesenian, kerajinan, serta menjadikan seluruh potensi yang ada,
sebagai motivasi bagi wisatawan untuk datang ke Sawahlunto.










sumber dari Pemerintah Kota Sawahlunto

website nya Kota Sawahlunto

facebook Alvin Thyo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Teks Announcer MTQ ke 36 Di kota Sawahlunto

SISTEM PENGAMANAN TERHADAP BAHAYA SENGATAN LISTRIK

Seluruh Program Keahlian SMKN 2 Sawahlunto Terakreditasi A